Friday, April 6, 2007

INDAHNYA MENJAGA PANDANGAN

Maha Suci Allah yang telah membekali kita pandangan, pendengaran dan hati agar kita bersyukur. Maha Indah Kasih Sayang-Nya yang telah mengizinkan kita untuk menikmati warna warni alam semesta, aneka rupa bentuk benda-benda. Shalawat mari kita lantunkan pada Rasul Muhammad terkasih, yang telah menunjukkan kepada kita, bagaimana semestinya kita menggunakan anugerah Allah SWT yang berupa mata ini.

Suatu ketika Ummi Salamah ra berkata : Ketika saya dan Maimunah ada di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba masuk ketempat kami Abdullah bin Ummi Maktum, kejadian itu sesudah ayat hijab yang diperintahkan kepada kami. Rasulullah SAW bersabda : “Berhijablah kamu dari padanya” .

Kami menjawab, “Ya Rasulullah bukankah ia seorang yang buta tidak melihat dan tidak mengenal kepada kami?” Kemudian beliau menjawab, “ Apakah kamu juga buta, tidakkah kamu melihat kepadanya?”. Dalam kisah lain disebutkan pula bahwa Rasulullah SAW pernah menggerakkan tangannya untuk memalingkan wajah Al-Fadhi, ketika sahabatnya itu ketahuan tengah memandang seorang wanita asing dengan sengaja.

Dari kedua kisah ini kita mendapati bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sanagt menjaga pandangannya. Ia amat berhati-hati dalam memandang sesuatu, terutama yang berkaitan dengan memandang seseorang yang bukan muhrim kita. Semua ini. Tidak lain, menunjukkan ketaatan beliau atas perintah Allah SWT seperti yang tercantum dalam Al Qur’an, katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS. An-Nuur: 30).

Dalam ayat selanjutnya Allah SWT memerintahkan pula hal yang sama pada kaum perempuan. Amat banyak hikmah yang dapat kita ambil dari menjaga pandangan itu. Salah satunya adalah menjaga diri dari perilaku tercela. Sesungguhnya, mata kita adalah gerbang maksiat. Siapa saja yang kurang mampu menjaga pandangannya dari sesuatu yang diharamkan, maka sedikit demi sedikit ia akan terjerumus ke dalam jerat syetan. Berawal dari mata, kemudian kaki berpindah ingin mendekat dan seterusnya, hingga akhirnya sangat mungkin akan menjerumuskan manusia pada perzinaan.

Zina adalah dosa besar, yang bukan hanya dimurkai Allah, namun akibatnya pun akan dirasakan sang pelaku dan orang-orang di sekitarnya selama di dunia. Penyakit AIDS yang akan membunuh seseorang secara pelan-pelan dalam kelemahan dan keterasingan, hanyalah salah satu akibat dari perbuatan keji ini. Menjaga pandangan bukanlah hal yang mudah dilakukan apabila bagi kita yang hidup di zaman modern seperti ini . Lihatlah kesamping kiri , kanan , depan dan belakang kita, lawan jenis senantiasa mengelilingi? Tidak hanya di pusat-pusat keramaian, didalam mobil angkutan umum saja, campur baur dengan lawan jenispun tak dapat dihindarkan. Bahkan ketika berdiam di rumah saja, menahan pandangan tidak kalah susahnya. Koran, majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan yang dapat membuat hati tergelincir karenanya.

Tak heran, ibadah kita sering berantakan. Bacaan Al Qur’an kita kering kerontang. Berdo’apun sulit sekali khusyu’ apalagi sampai dapat mengeluarkan air mata penyesalan karena tidak mentaati perintah-Nya . Karena hal ini pula, menuntut ilmu menjadi sebuah pendakian yang sangat terjal.

Mendapatkannya sungguh sulit nyaris tiada terperi, sedangkan hilangnya menjadi sangat mudah sekali. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan seorang alim pada muridnya, “Wahai anakku, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Ia tidak akan mau masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor oleh maksiat” . Pandangan liar, tidak bisa tidak, akan mengikis kualitas iman yang tumbuh dalam hati seseorang. Iman itu tidak hilang dengan tiba-tiba dan serentak, namun perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Pada kenyataannya pandangan terhadap lawan jenis yang tak halal, menjadi media paling efektif untuk menghilangkan keimanan dari dalam diri. Ia adalah salah satu senjata syetan yang sangat ampuh. Dalam Surat An-Nisa’ ayat 118, syaitan laknatullah menegaskan komitmennya, “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan untuk saya”. Artinya, sebagaimana sebuah riwayat menuturkan bahwa pandangan adalah panah-panah syetan, sedang syetan itu tak menginginkan apapun dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Maka penjagaan kita terhadap pandangan mata menjadi satu kunci pokok menuju keselamatan.

Bila saat ini, ketika tak ada tangan Rasulullah yang dapat memalingkan wajah kita dari memandang perempuan, manakala tiada teguran dari mulut suci beliau yang menyuruh para wanita berhijab dari melihat lelaki yang bukan haknya untuk dilihat, maka mengingat sabda-sabda Rasulullah SAW yang masih terpelihara ini menjadi satu keniscayaan.

Memang dalam kondisi tertentu kita diperbolehkan memangdang lawan jenis, seperti dalam proses belajar mengajar, jual beli, pengobatan, maupun persaksian. Walaupun demikian, taburilah selalu hati kita dengan firman Allah SWT yang menjanjikan kemuliaan dan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang mampu menjaga diri dari hal yang diharamkan-Nya.

Alhasil andaipun pada awalnya hal ini amat sulit kita lakukan, namun yakinlah bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi membimbing jalannya.

Sebagaimana firman-Nya yang tertera dalam Surat An-Nahl ayat 127-128, Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah SWT dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka …. Tipu dayakan.

Sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan. Akhir kata, pandangan yang terjaga dengan baik, InsyaAllah akan membuat seseorang dapat merasakan manisnya iman dan lezatnya mengingat Allah.

Wallahua’lam bish-shawab.

Semoga kita semua bisa mengamalkannya…Amien Ya Robbal Alamien.

No comments: